Monthly Archives: October 2022

Being Loser and Get Winning

Ketika kita jatuh terpuruk, terkadang kita sibuk menyalahkan orang lain dan sekeliling kita sebagai penyebab keterpurukan kita. Kebiasaan di masa kecil ketika kita jatuh dan yang dipersalahkan orang tua sebagai penyebab kita jatuh adalah si lantai, si tembok ataupun benda lain di sekitar kita. Akan lebih bijak jika kita jatuh dan di encourage dengan perkataan seperti “Laen kali harusnya kamu lebih hati-hati.” atau “Kamu kurang hati-hati sih jadi jatuh deh.” Mengajarkan Anak untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan konsekuensi dari segala tindakan yang dia lakukan. Tidak semua orang bisa melakukan ini dan tidak semua orang tua sebijak ini.

Kuliah di psikologi dan hasil didikan orang tua yang selalu menekankan sebab-akibat dari setiap tindakan yang saya lakukan akhirnya membentuk pola pikir saya bahwa, ada kalanya orang lain berbuat salah pada saya tapi pasti ada porsi kecil kesalahan saya juga. Namun, at the end saya menyadari pola pikir seperti ini juga tidak sepenuhnya benar, karena seringkali menimbulkan kecenderungan kita jadi sibuk menyalahkan diri sendiri atas keterpurukan yang kita alami padahal belum tentu itu sepenuhnya salah kita.

Sebuah voice note di pagi hari dari salah satu tokoh pengembangan diri yang baru saya dengar lagi, menceritakan bahwa ketika kita jatuh, menerima perlakuan buruk dari orang lain, ubahlah mindset kita bahwa kita bukan loser. Tidak perlu sibuk balas dendam, tidak perlu sibuk menyusun strategi menjatuhkan dia juga, tapi fokus lah pada diri sendiri. Justru di masa keterpurukan itu kita bisa mendapatkan banyak wisdom, kita bisa belajar untuk membentuk diri menjadi lebih positif dan lebih baik lagi. Ketika kita sibuk memperbaiki diri maka kita tidak akan punya waktu memikirkan tentang balas dendam.

So, what do you choose, being loser and doing revenge or being loser and get winning?