Pemilu 2014


Pemilu 2014 jadi berbeda buat aku, hari dimana sebuah hal yang gak pernah aku bayangkan bisa terjadi. Jadi petugas TPS (Tempat Pemungutan Suara), ikut terlibat jadi bagian dari salah satu moment terbesar bangsa ini. Bikin orang-orang amaze sekaligus kagum, bahkan aku sendiri pun masih amaze, ga percaya. Sebagai etnis minoritas rasanya aneh menjadi bagian dari sesuatu yang berhubungan dengan dunia pemerintahan. So, keputusan aku untuk jadi petugas TPS di pemilu kali ini bikin banyak orang bertanya-tanya.

Tugas sebagai penjaga TPS ini membuat aku belajar banyak hal baru mulai dari hal-hal standard seperti team work dan manajemen waktu sampai hal yang tidak biasa seperti hal-hal yang berhubungan dengan politik. Hal lain yang juga menjadi penting buatku adalah, moment ini menjadi kali pertama aku menginjakkan kaki di Kelurahan tanpa rasa takut ataupun rasa malas seperti biasanya. Ternyata ada kok petugas kelurahan yang ramah dan taat aturan. Team work dan manajemen waktu ternyata menjadi strong point tim kami sehingga akhirnya bisa selesai paling pertama di Kelurahan kami. Tim kami dipenuhi oleh orang-orang yang terbiasa dengan deadine di tempat kerja kami dan kami juga terbiasa berkoordinasi dengan tim.

Dari moment ini juga aku belajar bahwa betapa politik itu tidak bisa diprediksi. Bahwa ucapan miring ataupun sanjungan pada salah satu pihak yang bertarung dapat sangat mempengaruhi hasil suara. Bahwa perasaan dekat pada salah satu calon bisa mempengaruhi pilihan orang. Bahwa etnis dan kesukuan di Indonesia masih sangat kental. Bahwa orang Indonesia merupakan pembelajar yang baik karena mereka tidak mau lagi memilih calon yang hasil kerjanya selama ini tidak berkualitas. Bahwa rakyat butuh action nyata, hasil nyata dan bukan janji omong kosong belaka. Bahwa politik itu keras, dan kepercayaan itu menjadi senjata paling ampuh untuk bisa menang dalam pemilu karena sekali hal itu hilang, maka kita tidak lagi bisa mendapatkan suara.

Mungkin kali ini aku memang tidak tahu menahu tentang siapa yang harus dipilih dan akhirnya hanya ikut mayoritas di daerahku. Namun, setidaknya kali ini aku berkontribusi untuk Indonesia yang lebih baik dengan cara yang lain. Dengan menjadi TPS setidaknya aku menjadi contoh buat teman-temanku kalau kami yang dari minoritas juga bisa kok membangun negeri.

Kata orang hujan itu membawa berkah, pemilu kali ini diawali dengan panas terik dan ditutup dengan hujan badai. Semoga pemilu kali ini membawa berkah. 🙂

Leave a comment